Piramida Ekologi
PIRAMIDA EKOLOGI
Piramida Ekologi merupakan gambaran jumlah individu atau
jumlah biomassa dan jumlah energi pada setiap tingkatan trofi. Semakin tinggi
tingkat trofi suatu makhluk hidup, akan semakin sedikit jumlah biomassanya
sehingga jika digambarkan, susunan dan tingkat trofi terendah sampai tingkatan
trofi yang tertinggi bentuknya akan meruncing seperti piramida. Piramida
ekologi meliputi piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
1. Piramida Jumlah
Piramida
jumlah menggambarkan jumlah individu yang membangunnya. Makhluk hidup yang
terdapat dalam suatu ekosistem dihitung jumlahnya dan dikelompokkan berdasarkan
taraf tofinya. Jumlah organisme pada trofi tingkat I biasanya akan jauh lebih
melimpah dibandingkan taraf trofi selanjutnya. Semakin tinggi taraf trofi maka
jumlah individunya semakin sedikit.
Piramida
jumlah mempunyai beberapa kelemahan, yaitu kesulitan saat menghitung jumlah
organisme dan kurang informatif. Kita tidak mungkin menyamakan satu ekor gajah
yang besar dengan seekor semut yang ukurannya kecil. Akan tetapi dalam piramida
jumlah baik gajah maupun semut tetap saja disamakan keadaannya, yaitu jumlanya
satu. Selain itu, kelemahan yang lainnya adalah dapat menyebabkan keadaan
piramida menjadi terbalik. Misalnya saja pada rantai makanan burung jalak.
Burung jalak biasanya memakan kutu yang terdapat pada kulit kerbau. Jumlah kutu
pada tubuh kerbau jauh lebih banyak dibandingkan dengan kerbau itu sendiri.
Oleh karena itu, jika kita gambarkan akan terbentuk piramida jumlah yang
terbalik.
2. Piramida Biomassa
Kesulitan-kesulitan
yang dialami pada saat membuat piramida jumlah dapat diatasi dengan menggunakan
piramida biomassa. Piramida biomassa adalah piramida ekologi yang berdasar pada
berat atau massa kering total per satuan volum atau arealnya. Idealnya, jumlah
individu pada suatu ekosistem harus dihitung jumlahnya dan ditimbang berat
keringnya. Karena cara seperti ini kurang praktis maka biasanya hanya dilakukan
penaksiran saja. Berat kering suatu benda adalah berat saat benda tersebut
tidak mengandung air sedikitpun. Hal ini dilakukan dengan cara menguapkan
seluruh air yang terdapat dalam benda tersebut, misalnya di oven selama
beberapa hari.
Bentuk
piramida biomassa menunjukkan bahwa biomassa akan semakin menurun pada setiap
taraf trofi berikutnya. Penggunaan piramida ini juga ternyata belum dapat
memuaskan karena bentuk piramida biomassa pada suatu tempat tidak akan
senantiasa tetap. Bentuk piramida dapat berubah-ubah tergantung pada perubahan
iklim.
3. Piramida Energi
Para
ahli menemukan cara yang dapat memperlihatkan hubungan secara kuantitatif
organisme dalam setiap tingkat trofi. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi
kelemahan pada piramida biomassa. Para ahli sepakat untuk menggunakan piramida
energi
Piramida
energi adalah cara yang teliti untuk mengetahui hubungan antara organisme dari
berbagai trofi. Pada piramida ini akan terlihat penurunan energi yang tersedia untuk
setiap taraf trofinya. Jumlah persediaan energi terbesar dimiliki oleh produsen
dan akan semakin mengecil pada taraf trofi selanjutnya karena adanya energi
yang masuk ke lingkungan saat transfer energi yaitu berupa panas tubuh.
Penggunaan
piramida energi banyak digunakan oleh ahli ekologi. Namun, untuk mendapatkan
datanya cukup rumit karena harus melakukan pengukuran luas, waktu, dan energi
dari suatu organisme.
Beberapa
keuntungan yang didapatkan dari penggunaan piramida energi, yaitu:
- Menerangkan kecepatan produksi yang setiap skala segi empat pada gambar menunjukkan gambaran berapa jumlah energi tiap satuan luas/ volum dalam waktu yang terukur.
- Massa dua individu yang sama belum tentu mempunyai energi yang sama. Oleh karena itu, penggunaan piramida biomassa dapat keliru.
- Tidak ditemukan piramida terbalik.
- Dapat menggambarkan pentingnya kedudukan populasi tertentu dalam suatu ekosistem
- Energi matahari yang masuk dapat ditambahkan sebagai persegi panjang tambahan pada dasar piramida
Komentar
Posting Komentar